Our social:

The Magic of Guitar

Agak aneh memang membahas dan mengulas dimensi metafisika dari sebuah gitar pada gitar akustik maupun pada gitar klasik baik yang dibuat dengan tangan (hand-made) atau hand-carft (semi factory-made) . Dimensi dari filosofi gitar bukan saja penting bagi guitar maker sebagai pembuat namun penting juga diketahui bagi para penggunanya, seorang guitar player . Paling tidak sedikit saja untuk mengetahui dan mengenalinya .
Metafisika gitar sejalan dengan hal-hal yang berbau “extra”, sesuatu yang tidak dapat diuraikan (intangible) maupun didefinisikan. Beberapa gitar memiliki hal tersebut beberapa tidak. Ada banyak variable dalam penjelasannya dan dapat menjadi elastis, kadang sulit dipahami maupun dijelaskan dengan akal sehat, bahkan kepada orang yang sudah bisa bermain gitar sekalipun. Walaupun kita menemui begitu banyak pemain gitar namun tidak sedikit player mengetahuinya. Oleh karenanya tulisan ini dibuat secara singkat dan berusaha mencoba untuk menjelaskannya, kesimpulan mana nantinya tergantung pada apresiasi dan imajinasi pembaca .
Paling tidak ada 2 variable yang berhubungan dengan hal tersebut yakni yang menyangkut “The Magic” dan “The Soul” dari sebuah gitar . Ketika sebuah gitar memiliki daya magic bukan berarti sebuah gitar mengandung ilmu gaib, sulap atau pun ilmu sihir, namun sebuah gitar memiliki banyak hal-hal yang cukup istimewa sebagai standar penilaian yang digunakan terhadap tone dan colour (kualitas nada dan warna), kehangatan, kemesraan, keindahan, kelembutan, tingkat atau level kesulitan, dan seterusnya yang membuat seseorang tidak hanya mengucapkan dalam kata-kata saja namun menjatuhkan pilihan nya dan jatuh cinta pada gitar, “falling in love with guitar”
Sebagai pemain gitar, mungkin anda pernah merasakannya dan pernah memutuskan untuk jatuh cinta bukan hanya kepada wanita melainkan sekaligus jatuh cinta pada gitar miliknya, banyak alasan yang berbeda-beda bagi setiap orang dan itulah mengapa “the magic” of guitar tidak dapat dijelaskan dengan pasti atau menyeragamkannya, malahan kita dapati magicnya bukan saja ditekankan pada alat itu sendiri bahkan kepada kemampuan jari2 pemain yang menghasilkan nada rumit dan indah dengan memberi label, “magic fingers”.
Ketertarikan orang pada gitar tidak saja bergantung apakah seseorang sudah tahu dan mengerti mengenai gitar, atau apakah sudah bisa bermain gitar atau sebagai player atau tidak, dan tidak tergantung pada tingkat pendidikan, pengalaman (experience), level, prespektif, perilaku dan lain sebagainya . Perasaan ketertarikan seseorang pada gitar inilah yang membuat sisi lain dari “the magic” of guitar .
Memang sedikit sekali informasi yang didapat dan ditemui untuk memahami perbedaan gitar hand-made dan semi factory terutama mengenai skill pembuatnya, jangka waktunya, bagaimana kesabaran dalam membuat sebuah gitar turut berperan, factor intelligence si pembuat termasuk emosinya (emotional intelligence), energy dan usaha yang sudah dihabiskan, taste, bahan dan design, struktur, dan masih banyak factor lainnya yang digunakan oleh si gitar maker (luthier) . Faktor diatas memang tidak terlihat atau kasat mata karena sudah dimaksukkan oleh si pembuatnya dalam sebuah gitar, dan inilah yang menyebabkan sebuah gitar memiliki sbuah jiwa, bisa dikatakan “the guitar’s soul”. Pernahkan anda terlintas untuk memikirkan dan memberi apresiasi terhadap hal-hal demikian ?
Hanya saja, keunggulan lebih dari sebuah gitar hand-made yang dibuat secara terbatas dari segi kualitas tone, material atau bahan, design, struktur, finishing dan aksesories yang dipakai menjadi ciri khas si pembuatnya yang membuat player lebih nyaman, puas dan menambah kenyakinan dan membantu daya imajinasinya, dan bukan berarti sebuah gitar yang dibuat dengan semi factory (hand-craft) .tidak memiliki “soul”, dalam beberapa kasus banyak gitar yang di produksi secara massal ini dapat memuaskan dan bahkan di endorse oleh professional guitar player .