10 Gitaris Terbaik Indonesia
1. IAN ANTONONama Asli : Jusuf Antono Djojo
Tempat/Tgl Lahir : Malang, 29 Oktober 1950
Gaya Permainan : Rock, Etnik Rock
Group Band Sebelumnya : Gong 2000, Sapta Nada, Bentoel, AKA
Group Band Sekarang : God Bless
Pengaruh musikal : Eric Clapton, The Shadows
Gitar Yang Digunakan : Gibson Les Paul Standar, Gibson SG Double Neck, Hamer, Kramer Tracer, Fender Stratocaster, Ibanez JEM 77, Washburn N-4, Gibson Les Paul Deluxe, Ovation Elite, Gibson Chat Atkins, Martin CMF, Martin EST 12 senar, dan Seagull
Ampli : Messa Boogie Strategy 400, Marshall JCM 900 1960, Trace Elliot AC-100, Messa Boogie Quad, Messa Boogie Tri Axis
Efek : Roland GP8. Harmonizer Eventid H-3000S
Pada awalnya ia merupakan seorang drummer, namun setelah mendengar musik-musik The Shadows ia mulai berminat menjadi gitaris. Ia pun akhirnya bergabung dengan band Abadi Soesman yang waktu itu namanya cukup diperhitungkan. Tahun 1970 ia hijrah ke Jakarta dan bergabung dengan band Bentoel yang menjadi pengiring bagi penyanyi Emilia Contesa dan Trio The King. Semakin lama ia semakin mendapat pengalaman dan memperluas pergaulan. Akhirnya tahun 1974 ia resmi menjadi gitaris God Bless dan merilis album-album seperti Huma Diatas Bukit (1975), Cermin (1980), Semut Hitam (1989). Nama Ian Antono mulai menarik perhatian karena pada saat itu atmosfer musik rock di Indonesia belum ada yang memulai. God Bless lah yang pertama kali mempelopori. Secara otomatis Ian juga menjadi gitaris pertama yang berkibar di jalur rock Indonesia. Setelah itu ia mundur dari God Bless dan bergabung dengan grup Gong 2000 dan merilis album-album seperti Bara Timur (1991), Laskar (1994), dan Prahara (1996).
Sewaktu masih memperkuat God Bless permainan Ian berbeda dengan semasa ia memperkuat Gong 2000. Di Gong 2000 ia banyak memasukkan unsur musik Bali. Hal itu dibuktikan pada setiap penampilannya, Ian setidaknya mengikutsertakan 20 musisi asli Bali. Tahun 1997, Ian kembali memperkuat God Bless dan berduet dengan Eet Sjahranie yang masih berstatus sebagai gitaris God Bless. Konsep double gitar ini cukup menarik perhatian meski pada akhirnya album Apa Kabar? gagal dipasaran.
Ian Antono juga merupakan sosok seorang musisi yang produktif. Dalam setahun beliau bisa menggarap album untuk beberapa penyanyi. Banyak album yang tidak lepas dari sentuhan hangatnya termasuklah Iwan Fals, Anggun C Sasmi, Nicky Astria, Doel Sumbang, Gilo Rollies, Ebiet G Ade, Ikang Fawzie dan banyak lagi. Karya Ian Antono di arena muzik telah menerima banyak penghargaan. Antaranya ialah BASF Award (1987 - 1988) untuk Arranger Terbaik dan Komposer Terbaik untuk album Gersang (Nicky Astria), HDX Award (1989) untuk lagu Buku Ini Aku Pinjam (Iwan Fals), BAFS Award (1989) Album Bara Timur (Gong 2000) sebagai The Best Selling Album dan The Best Arranger & Composer, HDX Award (1994) untuk album Laskar (Gong 2000) sebagai Album Terbaik. Yang tidak kalah pentingnya adalah penghargaan dari Diamond Achievement Award atas dedikasi dan prestasi yang tinggi di industri musik pada tahun 1995.
Sebuah pengalaman yang menarik bagi Ian adalah ketika pada tahun 1999 ia diundang oleh Ramli Syarif untuk ikut memeriahkan ajang Formula-1 di Malaysia. Bagi Ian ini bukan pengalaman biasa, pasalnya disana turut hadir pula grup kolaborasi dewa gitar dunia, G3 dan grup rock legendaris Jethro Tull. Dengan memanfaatkan sesi check sound, Ian mempelajari perangkat milik Steve Vai yang jumlahnya banyak. Dari situ ia menambah ilmu dan wawasan yang belum pernah ia dapatkan di Indonesia.
Kebesaran nama dan kontribusinya bagi dunia musik Indonesia membuat para musisi muda Indonesia menggelar proyek album A Tribute To Ian Antono yang dimeriahkan oleh artis-artis musik Indonesia seperti EdanE, Sheila On 7, Padi, Gigi, Cokelat, Boomerang, /rif, dll. Album ini sukses di pasaran. Kini Ian Antono dikabarkan kembali siap mengibarkan God Bless ke kancah musik nasional. Kita tunggu aksinya.
Ian Antono pada tahun 2007 ini sering memakai Gibson Les Paul standar dan juga Gibson SG double neck. Untuk perangkat latihan dirumah ia memakai Marshall, namun untuk LIVE dan rekaman di studio ia menggunakan Mesa Boogie. Tak ada efek macam-macam yang ia gunakan selain sebuah delay.
2. Donny Suhendra
Perjalanan Karier musik Donny Suhendra :
1978-1979 -Guitarist WE Band dengan drummer Jelly Tobing
1979-1980 -Guitarist band Rock G'Brill di kota Bandung
1980-1982 -Mendirikan band Fusion D'Marzio (Membuat rekaman bersama :Rien Jamain).
1983-1984 -Mengisi acara perdana TVRI live jazz bersama Square Band (Bambang Nugroho).
1984-1985 -Mendirikan group band KRAKATAU bersama Dwiki Dharmawan dan Pra B Dharma.
-Memperoleh penghargaan sebagai "Guitarist terbaik Indonesia" dari YAMAHA Light Music Contest 85 (LMC), tingkat nasional di Jakarta. Bersamaan dg di perolehnya Predikat group band terbaik tingkat nasional juga untuk KRAKATAU.
-KRAKATAU sebelumnya memenangkan kompetisi menjadi Juara I Festival LMC untuk tingkat JAWA BARAT.
1985 -Mengikuti Festival Musik LMC di TOKYO Japan, Bersama KRAKATAU band.
-Mengikuti pendidikan musik dan system pelatihan band(PMMC YAMAHA) di kota Hamamatsu Japan.
1986-1989 Membuat 5 Album bersama Krakatau a.l.;
1.KRAKATAU -Gemilang.(Bulletin - Billboard)
2.KRAKATAU II - La samba Primadona. .(Bulletin - Billboard)
3.Single Album ; Kau Datang.(Bulletin - Billboard)
4.Kembali Satu.(Bulletin - Billboard)
5.The Best of KRAKATAU.(Bulletin - Billboard)
- Mendapat Nominasi Jazz Guitarist terbaik th 86-87 dari beberapa majalah ibukota a.l. majalah "Gadis"
- Tour Jawa-Bali bersama artist Sheila Majid
1989-1990 -Sebagai session player, mengisi beberapa rekaman album dari artist a.l.; Harry Mukti, Kris Dayanti, Atick CB,Gitto Rollies,Ita Purnamasari, Indra Lesmana, Sophia Latjuba, Anang, Iwan Fals, Anggun C Sasmi, Achmad Albar, Camelia Malik, Franky Sahilatua, Neo, Shanty, Chintami A, Heidy Yunus, Dewa Bujana, Dik Doank, Gilang Ramadhan, Cindy Patika, Vonny Sumlang, Connie Constantia, Ermi Kulit, Oppie, Etc.
1991- 1996 -Former/Guitarist : ADEGANBand dengan formasi; IndraLesmana (Keyboards), Gilang Ramadhan(Drums),Harry Mukti (Vocals), A.S. Mates (Bass), Donny Suhendra (Guitars) Menghasilkan 2 buah album a.l.;1.Selangkah didepan,-hits;"Satu Kata"(mem peroleh BASF Award th 1992).2.Album dg judul " Waktu berjalan", produksi MUSICA
-Guitarist group Java Jazz bersama; Embong Raharjo, Indra Lesmana,Gilang Ramadhan dan A.S.Mates.
-Main di Oahu - Hawwai atas undangan University of Hawwai.bersama Java Jazz
-Main di…...: UCLA (California), La Jolla (San Diego), Coronado, Los Angeles Las Vegas.
-Recording Java Jazz di Mad Hatter studio nya Jazz musician Chick Corea.
-Mengiringi Kris Dayanti di Midem Festival Hongkong.
1997- 1998 -Tour "Project" Kolaborasi dg pemusik: Camelia Malik, Achmad Albar, Gilang Ramadhan, Indra Lesmana, Bujana, AS Mates & Jalu dg Nama Group Trakebah.
-Membuat single untuk sinetron balada dangdut bersama Camelia Malik.
1999-2003 -Menekuni system Perekaman digital sampai saat ini. Juga sebagai recording supervisor di PT Jaringan Lingkar seni "Art Circle Network".
-Mendirikan BIG CITY Blues Band.
-Membuat Album dg Java Jazz "Sabda Prana".Produksi BMG
-Membuat album Solo "Disini ada kehidupan"Produksi" Chico & Ira Production dan P.T. Aquarius musikindo.
-Mengisi Acara "Guitar Clinic" di Kenada Workshopnya Q Channelnya Indovision.
-Membuat "NERA"band bersama Gilang Ramadhan, Ivan Nestorman, Krisna Prameswara(Wong Pitoe)& Adhi Dharmawan.
1978-1979 -Guitarist WE Band dengan drummer Jelly Tobing
1979-1980 -Guitarist band Rock G'Brill di kota Bandung
1980-1982 -Mendirikan band Fusion D'Marzio (Membuat rekaman bersama :Rien Jamain).
1983-1984 -Mengisi acara perdana TVRI live jazz bersama Square Band (Bambang Nugroho).
1984-1985 -Mendirikan group band KRAKATAU bersama Dwiki Dharmawan dan Pra B Dharma.
-Memperoleh penghargaan sebagai "Guitarist terbaik Indonesia" dari YAMAHA Light Music Contest 85 (LMC), tingkat nasional di Jakarta. Bersamaan dg di perolehnya Predikat group band terbaik tingkat nasional juga untuk KRAKATAU.
-KRAKATAU sebelumnya memenangkan kompetisi menjadi Juara I Festival LMC untuk tingkat JAWA BARAT.
1985 -Mengikuti Festival Musik LMC di TOKYO Japan, Bersama KRAKATAU band.
-Mengikuti pendidikan musik dan system pelatihan band(PMMC YAMAHA) di kota Hamamatsu Japan.
1986-1989 Membuat 5 Album bersama Krakatau a.l.;
1.KRAKATAU -Gemilang.(Bulletin - Billboard)
2.KRAKATAU II - La samba Primadona. .(Bulletin - Billboard)
3.Single Album ; Kau Datang.(Bulletin - Billboard)
4.Kembali Satu.(Bulletin - Billboard)
5.The Best of KRAKATAU.(Bulletin - Billboard)
- Mendapat Nominasi Jazz Guitarist terbaik th 86-87 dari beberapa majalah ibukota a.l. majalah "Gadis"
- Tour Jawa-Bali bersama artist Sheila Majid
1989-1990 -Sebagai session player, mengisi beberapa rekaman album dari artist a.l.; Harry Mukti, Kris Dayanti, Atick CB,Gitto Rollies,Ita Purnamasari, Indra Lesmana, Sophia Latjuba, Anang, Iwan Fals, Anggun C Sasmi, Achmad Albar, Camelia Malik, Franky Sahilatua, Neo, Shanty, Chintami A, Heidy Yunus, Dewa Bujana, Dik Doank, Gilang Ramadhan, Cindy Patika, Vonny Sumlang, Connie Constantia, Ermi Kulit, Oppie, Etc.
1991- 1996 -Former/Guitarist : ADEGANBand dengan formasi; IndraLesmana (Keyboards), Gilang Ramadhan(Drums),Harry Mukti (Vocals), A.S. Mates (Bass), Donny Suhendra (Guitars) Menghasilkan 2 buah album a.l.;1.Selangkah didepan,-hits;"Satu Kata"(mem peroleh BASF Award th 1992).2.Album dg judul " Waktu berjalan", produksi MUSICA
-Guitarist group Java Jazz bersama; Embong Raharjo, Indra Lesmana,Gilang Ramadhan dan A.S.Mates.
-Main di Oahu - Hawwai atas undangan University of Hawwai.bersama Java Jazz
-Main di…...: UCLA (California), La Jolla (San Diego), Coronado, Los Angeles Las Vegas.
-Recording Java Jazz di Mad Hatter studio nya Jazz musician Chick Corea.
-Mengiringi Kris Dayanti di Midem Festival Hongkong.
1997- 1998 -Tour "Project" Kolaborasi dg pemusik: Camelia Malik, Achmad Albar, Gilang Ramadhan, Indra Lesmana, Bujana, AS Mates & Jalu dg Nama Group Trakebah.
-Membuat single untuk sinetron balada dangdut bersama Camelia Malik.
1999-2003 -Menekuni system Perekaman digital sampai saat ini. Juga sebagai recording supervisor di PT Jaringan Lingkar seni "Art Circle Network".
-Mendirikan BIG CITY Blues Band.
-Membuat Album dg Java Jazz "Sabda Prana".Produksi BMG
-Membuat album Solo "Disini ada kehidupan"Produksi" Chico & Ira Production dan P.T. Aquarius musikindo.
-Mengisi Acara "Guitar Clinic" di Kenada Workshopnya Q Channelnya Indovision.
-Membuat "NERA"band bersama Gilang Ramadhan, Ivan Nestorman, Krisna Prameswara(Wong Pitoe)& Adhi Dharmawan.
3. Tjahjo Wisanggeni
Nama : Tjahjo Wisanggeni
Album : From The Other Side (Solo album,1992), Visible But Untouched (Nosferatu,1993)
Gear : Fender Stratocaster, Bogner Amplifier
Influences : Yngwie J Malmsteen, Steve Vai, Jason Becker, Michael Brecker
Guitar Fave : Fender Stratocaster, Ibanez JEM 7 VWH, Ibanez UV 777 PBK
Soloing Amps Fave : Bogner, Soldano, Plexi Marshall Head.
Rhythm Amps Fave : Mesa Boogie Triple Rectifier, 1960's Fender Black Face (Clean Sound), Randall Ultrasonic, Fender Bullet (For Practicing).
Guitarist Impian : Seseorang dengan tehnik seperti Rusty Cooley, Pengetahuan seperti Scott Henderson, Sound seperti Steve Vai, phrasing seperti Michael Brecker.
Penampilan terbaik : 2004 "World Trade Center" Surabaya
Penampilan terburuk : 1992 San Diego
Guru Fave : Edward O'Brien
Murid Fave : Aldy Agustiansyah
Band Fave : Led Zeppelin, ACDC, Beatles, Cirque De Soleil, Pink Floyd, Pantera
Lagu Fave : Far Beyond The Sun (Yngwie J Malmsteen), For The Love Of God (Stve Vai), All The Things Your Are (Hammerstein/Kern), Corcovado (Johim), Dolphin Dance (Herbie Hancok), Best That You Can Do (Arthur's Theme), God Father Themes, Rayuan Kelapa (Ismail Marzuki), Cinta Kta dan Good Nite Good Bye (Tjahjo Wisanggeni), Hey Jude (The Beatles), Alegria Cirque De Soleil, Star Pangled Banner
Musisi Indo Fave : Indra Lesmana, Ismail Marzuki, Syahrani, Inang Noorsaid, Abadi Soesman in "God Bless Cermin"
Guitar Sound Fave : Rising Force (Yngwie J Malmsteen), Passion And Warfare (Steve Vai), Waiting For The Punchline (Extreme), Machine Head (Deep Purple), Mechanical Spin Phenomena (Mnemic), Far Beyod Driven (Pantera), Summer Nights (Joe Pass)
Lagu pertama yang dipelajari : Tak kusangka (Panbers)
Tertarik Gitar karena : Melihat teman SD bermain "Romance De Amor"
Guitarist Fave : Ritchie Blackmore, Jimi Hendrix, James Hetfield, Dimebag Darrel, Scott Henderson, Donny Suhendra, Marty Friedman, Zakk Wylde, Joe Pass, SRV, Brian Setzer
Guitarist Indo muda berbakat : Andre Dinuth, Himen Garde, Steven "Metal Boy", Aldy Agustiansyah, Angga, Rama Satria, Firman Al Hakim, Prasicko Noah, Indra W Prasetyo, Irvan Z tu, Ponco Satrio
Album Fave : Pink Floyd,'s The Wall, Steve Vai's Passion And Warfare And Flexable, Yngwie J Malmsteen's Rising Force, Joe Pass's Summer Nights
Album : From The Other Side (Solo album,1992), Visible But Untouched (Nosferatu,1993)
Gear : Fender Stratocaster, Bogner Amplifier
Influences : Yngwie J Malmsteen, Steve Vai, Jason Becker, Michael Brecker
Guitar Fave : Fender Stratocaster, Ibanez JEM 7 VWH, Ibanez UV 777 PBK
Soloing Amps Fave : Bogner, Soldano, Plexi Marshall Head.
Rhythm Amps Fave : Mesa Boogie Triple Rectifier, 1960's Fender Black Face (Clean Sound), Randall Ultrasonic, Fender Bullet (For Practicing).
Guitarist Impian : Seseorang dengan tehnik seperti Rusty Cooley, Pengetahuan seperti Scott Henderson, Sound seperti Steve Vai, phrasing seperti Michael Brecker.
Penampilan terbaik : 2004 "World Trade Center" Surabaya
Penampilan terburuk : 1992 San Diego
Guru Fave : Edward O'Brien
Murid Fave : Aldy Agustiansyah
Band Fave : Led Zeppelin, ACDC, Beatles, Cirque De Soleil, Pink Floyd, Pantera
Lagu Fave : Far Beyond The Sun (Yngwie J Malmsteen), For The Love Of God (Stve Vai), All The Things Your Are (Hammerstein/Kern), Corcovado (Johim), Dolphin Dance (Herbie Hancok), Best That You Can Do (Arthur's Theme), God Father Themes, Rayuan Kelapa (Ismail Marzuki), Cinta Kta dan Good Nite Good Bye (Tjahjo Wisanggeni), Hey Jude (The Beatles), Alegria Cirque De Soleil, Star Pangled Banner
Musisi Indo Fave : Indra Lesmana, Ismail Marzuki, Syahrani, Inang Noorsaid, Abadi Soesman in "God Bless Cermin"
Guitar Sound Fave : Rising Force (Yngwie J Malmsteen), Passion And Warfare (Steve Vai), Waiting For The Punchline (Extreme), Machine Head (Deep Purple), Mechanical Spin Phenomena (Mnemic), Far Beyod Driven (Pantera), Summer Nights (Joe Pass)
Lagu pertama yang dipelajari : Tak kusangka (Panbers)
Tertarik Gitar karena : Melihat teman SD bermain "Romance De Amor"
Guitarist Fave : Ritchie Blackmore, Jimi Hendrix, James Hetfield, Dimebag Darrel, Scott Henderson, Donny Suhendra, Marty Friedman, Zakk Wylde, Joe Pass, SRV, Brian Setzer
Guitarist Indo muda berbakat : Andre Dinuth, Himen Garde, Steven "Metal Boy", Aldy Agustiansyah, Angga, Rama Satria, Firman Al Hakim, Prasicko Noah, Indra W Prasetyo, Irvan Z tu, Ponco Satrio
Album Fave : Pink Floyd,'s The Wall, Steve Vai's Passion And Warfare And Flexable, Yngwie J Malmsteen's Rising Force, Joe Pass's Summer Nights
4. DEWA BUDJANA
Nama: I Dewa Gede Budjana
Tempat/Tgl Lahir: Waikabubak (Sumba Barat), 30 Agustus 1963
Gaya Permainan: Jazz, Pop
Grup Band Sebelumnya: Spirit, Java Jazz
Grup Band Sekarang: Gigi
Pengaruh musikal: John Mc Laughlin, Pat Metheney, Allan Holdsworth, Chic Korea, dll
Gitar Yang Digunakan: Parker Fly Delux, Klein, Gibson SG
Amply: Line 6 Ax2 212, Mesa Boogie Rectifier, Calvin Legacy
Dewa Gede Budjana yang dilahirkan di Waikabubak, Sumba Barat, 30 Agustus 1963 ini, mulai melirik instrumen gitar saat masih duduk di bangku SD lewat seorang kuli bangunan asal Jawa yang mengontrak di depan rumahnya, di Bali. Sejak itu, putra almarhum IDN Astawa ini sangat terobsesi untuk menguasai permainan gitar. Hingga suatu saat, ia nekat mencuri uang neneknya untuk membeli sebuah gitar. Setelah itu, tak satu pun hari terlewat tanpa menjajal gitar dan melatih jari, mempraktekkan kunci-kunci nada. Pada 1976, saat mulai menetap di Surabaya, Budjana mulai kerap menyaksikan berbagai event musik hingga ia pun banyak kenal dengan musisi lokal. Karena merasa permainannya masih sangat terbatas, Budjana lantas mendalami gitar klasik. Pada masa sekolah, pas kelas 1 SMP (1976) di Surabaya, pergaulan I Dewa Gde Bujana di dunia musik mulai liat. Lebih intens. Gitar listrik, Aria Pro II juga sudah dimilikinya pada 1981. Tiada hari tanpa musik. Ia pun bermain antara lain bersama Arie Ayunir, sekarang drummer POTRET. Dari acara-acara sekolah, mereka melangkah ke pentas nasional. Iseng-iseng berhadiah, tapi siap sedia! Ya siap, soalnya gitarnya saja sudah bikin sendiri. Musiknya dikroyok rame-rame, menjadi lebih idealis. Hasilnya? Ajang Light Music Contest 1984, babak final di Teater Terbuka-TIM, Jakarta. Pergelaran tahun kedua ini punya peserta kuat-kuat. Bagus dan hebat, karena ajang buatan Yamaha Music ini gengsinya tinggi, terutama di mata anak-anak band! Contohnya, EMS Bandung, asuhan susah payah Elfa Secioria. Gold Fingers yang klasikal dari Jakarta dengan kakak-beradik Mahesh dan Suresh Hotwani. Budjana ikut tampil, dengan bendera Squirrel Band-Surabaya yang dibentuk tahun 1980. Gitar dimodifikasi dengan design kreasi sendiri, fretless-guitar berbentuk bintang, bermusik eksperimental. Unik dan ajaib, buat sebagian penonton malam itu. Eh, Squirrel menang! Juara pertama lho. Perlahan, kiblat musik Budjana pun mulai berubah. Ia tak lagi cuma mendengarkan musik pop dan rock, setelah mendengarkan permainan gitar John Mc Laughlin (Mahavishnu Orchestra). Bisa dibilang, musisi inilah yang mengubah visi bermusik Budjana, di samping Chic Korea, Yes, Gentle Giant, Kansas, Tangerine Dream, American Garage, Bright Size Life, Pat Metheny hingga Allan Holdsworth.Pada 1984, Budjana membentuk band jazz Squirrell di sekolahnya, SMA II Surabaya. Dan setelah mereguk banyak pengalaman, ia pun hijrah ke Jakarta setahun kemudian. Di Jakarta, nasib mempertemukannya dengan dedengkot jazz Tanah Air, mendiang Jack Lesmana, ayah musisi Indra Lesmana. Lewat Jack, Budjana banyak menimba filosofi permainan musik jazz. Dari situ, bintangnya mulai bersinar. Budjana makin dikenal. Setamat studi di SMAN 2 Surabaya, Budjana hijrah ke Jakarta. Nekad. Asli! Ya berani mati deh, pengen bermusik saja lebih serius dan intensif. Mulai 1985, iapun memulai pengembaraannya di Jakarta. Adalah Indra Lesmanalah yang kemudian mengajak Budjana masuk dunia rekaman sebagai session player. Beberapa tahun kemudian, Budjana bergabung dengan Spirit Band yang antara lain diperkuat Baron, mantan gitaris Gigi. Bersama Spirit, dia menghasilkan dua album, yaitu Spirit ('93) dan Mentari (1998). Setelah cabut dari Spirit pada 1993, bakat pengagum tokoh Mahatma Gandhi ini makin sering dimanfaatkan oleh berbagai kelompok musik, antara lain Jimmy Manopo Band, Erwin Gutawa, Elfa's Big Band hingga Twilite Orchestra. Tahun itu juga, Budjana juga bergabung dengan Java Jazz yang antara lain diperkuat Indra Lesmana dan menghasilkan album Bulan di Atas Asia. Pada tahun yang sama, Budjana mengikuti perhelatan akbar musisi jazz dunia, "North Sea Jazz Festival" di Den Haag, Belanda. Pada 1994, Budjana membentuk grup Gigi bersama Baron (gitar), Thomas (bas), Armand (vokal) dan Ronald (dram). Album- album yang dihasilkan bersama grup ini adalah Angan (1994), Dunia (1995), 3/4 (1996), 2x2 (1997), Kilas Balik (1998), dan Baik (1999), Semua Umur, dan sebuah album religius Raihlah Kemenangan.Namun di sela kesibukannya bersama Gigi, Budjana juga menekuni proyek solonya dengan menelurkan album Nusa Damai pada awal 1997. Kemudian dilanjutkan juga dengan Gitarku (2000), dan Samsara (2003).
Tempat/Tgl Lahir: Waikabubak (Sumba Barat), 30 Agustus 1963
Gaya Permainan: Jazz, Pop
Grup Band Sebelumnya: Spirit, Java Jazz
Grup Band Sekarang: Gigi
Pengaruh musikal: John Mc Laughlin, Pat Metheney, Allan Holdsworth, Chic Korea, dll
Gitar Yang Digunakan: Parker Fly Delux, Klein, Gibson SG
Amply: Line 6 Ax2 212, Mesa Boogie Rectifier, Calvin Legacy
Dewa Gede Budjana yang dilahirkan di Waikabubak, Sumba Barat, 30 Agustus 1963 ini, mulai melirik instrumen gitar saat masih duduk di bangku SD lewat seorang kuli bangunan asal Jawa yang mengontrak di depan rumahnya, di Bali. Sejak itu, putra almarhum IDN Astawa ini sangat terobsesi untuk menguasai permainan gitar. Hingga suatu saat, ia nekat mencuri uang neneknya untuk membeli sebuah gitar. Setelah itu, tak satu pun hari terlewat tanpa menjajal gitar dan melatih jari, mempraktekkan kunci-kunci nada. Pada 1976, saat mulai menetap di Surabaya, Budjana mulai kerap menyaksikan berbagai event musik hingga ia pun banyak kenal dengan musisi lokal. Karena merasa permainannya masih sangat terbatas, Budjana lantas mendalami gitar klasik. Pada masa sekolah, pas kelas 1 SMP (1976) di Surabaya, pergaulan I Dewa Gde Bujana di dunia musik mulai liat. Lebih intens. Gitar listrik, Aria Pro II juga sudah dimilikinya pada 1981. Tiada hari tanpa musik. Ia pun bermain antara lain bersama Arie Ayunir, sekarang drummer POTRET. Dari acara-acara sekolah, mereka melangkah ke pentas nasional. Iseng-iseng berhadiah, tapi siap sedia! Ya siap, soalnya gitarnya saja sudah bikin sendiri. Musiknya dikroyok rame-rame, menjadi lebih idealis. Hasilnya? Ajang Light Music Contest 1984, babak final di Teater Terbuka-TIM, Jakarta. Pergelaran tahun kedua ini punya peserta kuat-kuat. Bagus dan hebat, karena ajang buatan Yamaha Music ini gengsinya tinggi, terutama di mata anak-anak band! Contohnya, EMS Bandung, asuhan susah payah Elfa Secioria. Gold Fingers yang klasikal dari Jakarta dengan kakak-beradik Mahesh dan Suresh Hotwani. Budjana ikut tampil, dengan bendera Squirrel Band-Surabaya yang dibentuk tahun 1980. Gitar dimodifikasi dengan design kreasi sendiri, fretless-guitar berbentuk bintang, bermusik eksperimental. Unik dan ajaib, buat sebagian penonton malam itu. Eh, Squirrel menang! Juara pertama lho. Perlahan, kiblat musik Budjana pun mulai berubah. Ia tak lagi cuma mendengarkan musik pop dan rock, setelah mendengarkan permainan gitar John Mc Laughlin (Mahavishnu Orchestra). Bisa dibilang, musisi inilah yang mengubah visi bermusik Budjana, di samping Chic Korea, Yes, Gentle Giant, Kansas, Tangerine Dream, American Garage, Bright Size Life, Pat Metheny hingga Allan Holdsworth.Pada 1984, Budjana membentuk band jazz Squirrell di sekolahnya, SMA II Surabaya. Dan setelah mereguk banyak pengalaman, ia pun hijrah ke Jakarta setahun kemudian. Di Jakarta, nasib mempertemukannya dengan dedengkot jazz Tanah Air, mendiang Jack Lesmana, ayah musisi Indra Lesmana. Lewat Jack, Budjana banyak menimba filosofi permainan musik jazz. Dari situ, bintangnya mulai bersinar. Budjana makin dikenal. Setamat studi di SMAN 2 Surabaya, Budjana hijrah ke Jakarta. Nekad. Asli! Ya berani mati deh, pengen bermusik saja lebih serius dan intensif. Mulai 1985, iapun memulai pengembaraannya di Jakarta. Adalah Indra Lesmanalah yang kemudian mengajak Budjana masuk dunia rekaman sebagai session player. Beberapa tahun kemudian, Budjana bergabung dengan Spirit Band yang antara lain diperkuat Baron, mantan gitaris Gigi. Bersama Spirit, dia menghasilkan dua album, yaitu Spirit ('93) dan Mentari (1998). Setelah cabut dari Spirit pada 1993, bakat pengagum tokoh Mahatma Gandhi ini makin sering dimanfaatkan oleh berbagai kelompok musik, antara lain Jimmy Manopo Band, Erwin Gutawa, Elfa's Big Band hingga Twilite Orchestra. Tahun itu juga, Budjana juga bergabung dengan Java Jazz yang antara lain diperkuat Indra Lesmana dan menghasilkan album Bulan di Atas Asia. Pada tahun yang sama, Budjana mengikuti perhelatan akbar musisi jazz dunia, "North Sea Jazz Festival" di Den Haag, Belanda. Pada 1994, Budjana membentuk grup Gigi bersama Baron (gitar), Thomas (bas), Armand (vokal) dan Ronald (dram). Album- album yang dihasilkan bersama grup ini adalah Angan (1994), Dunia (1995), 3/4 (1996), 2x2 (1997), Kilas Balik (1998), dan Baik (1999), Semua Umur, dan sebuah album religius Raihlah Kemenangan.Namun di sela kesibukannya bersama Gigi, Budjana juga menekuni proyek solonya dengan menelurkan album Nusa Damai pada awal 1997. Kemudian dilanjutkan juga dengan Gitarku (2000), dan Samsara (2003).
5. WAYAN BALAWAN
Nama Lengkap: I Wayan Balawan
Website: WayanBalawan.com
Style: 8 Finger Tap Independent
Tempat/Tgl Lahir: Bali, 9 Sept 1973
Kewarganegaraan: Indonesia
Gitar: Stephallen Guitar
Ukuran senar: 009
Pickup: Stock Ibanez V2 & V1
Amplifier: Laney
Pendidikan Musik: Australian Institute Of Music, Sydney - Australia
Album: Batuan Ethnic Fusion - Globalism & Balawan Solo (Produksi Acoustic Music Records Germany)
Pengalaman Manggung Internasional: Wakil Asia dengan gitaris Jepang Isato Nakagawa dalam East Meet West Guitar Festival di Edenkoben Jerman Mei 2000, Duet dengan gitaris Australia: Tommy Emanuel di Open Strings Festival di Osnabrueck Jerman, tahun 2001 dan Wakil Asia untuk manggung di hell Blues Festival di Norwegia, 13 Sept 2001.
I Wayan Balawan lahir di Gianyar, Bali, Indonesia pada tanggal 9 Sept 1973. Balawan mulai bermain musik sejak usia 8 tahun dan kemudian membentuk bandnya ketika masih di sekolah dasar. Balawan memainkan beberapa lagu Scorpions, Deep Purple dan Beatles. Berhubung bosan dengan musik rock, sesudah lulus sekolah Balawan pindah ke Sydney untuk belajar gitar jazz dan vokal di Australian Institute Of Music. Balawan juga memperoleh beasiswa selama 3 tahun untuk Diploma Of Music. Balawan menjadi dikenal di Sydney selama 5 tahun sampai akhirnya dia kembali ke kampung halamannya di Bali pada tahun 1997 dan kemudian membentuk band bernama Batuan Ethnic Fusion (Musik Etnis Bali yang dikombinasikan dengan musik Jazz). Album perdana Batuan Ethnic Fusion berjudul "Globalism" akhirnya dirilis. Balawan adalah seorang gitaris yang sangat berbakat dengan gaya permainan yang sangat khas, yang dikenal dengan teknik "Touch Tapping Style" (seperti halnya Stanley Jordan). Sebuah permainan yang memanfaatkan ke-delapan jari untuk memainkan tap pada fretboard. Sekilas permainan ini kelihatan seperti permainan piano: permainan bass, chord dan melody, semuanya dimainkan dengan jari kiri dan jari kanan... nyaris tanpa dipetik. Permainan Balawan terkesan sangat halus dan licin. Uniknya Balawan mendevelop sendiri tap independent di mana permainan jari kiri dan kanan bener-bener tidak ada hubungannya (berbeda sama sekali). Untuk mewujudkan hal ini, Balawan juga melatih teknik independent ini pada permainan drum. Sungguh merupakan sebuah kejutan ketika Balawan mendatangi studio milik Gitaris.com, ternyata Balawan merupakan seorang pemain drum yang cukup baik pula. Di Indonesia Balawan telah diakui sebagai salah satu gitaris terbaik di Indonesia, Balawan sudah sering mengisi acara TV di Indonesia dan tampil di Jazz cafe, Ubud (Bali) bersama bandnya Batuan Ethnic Fusion dan grup jazznya. Balawan adalah seorang guru gitar dan sering tampil di beberapa sekolah musik di Indonesia. Balawan juga diendorse oleh Ibanez dan Laney. Sebelumnya Balawan juga telah melakukan tour di Eropa: East Meet West Gitarren Festival Edekoben Germany 2000 Tour, tour ke 20 kota di Germany pada tahun 2001, tour ke Hell Blues Festival di Norway (Sept 2001) dan merilis album solonya yang diproduksi di Jerman pada tahun 2001. Tahun 2005 Balawan merelease album solonya yang berjudul Magic Fingers. Album yang setengah idealis dan setengah komersil ini tidak hanya menampilkan permainan instrumental gitar saja, namun menyajikan juga kemampuan olah vocal Balawan. Ia juga mendaur ulang beberapa lagu yang sempat ngehits di tahun 80-an seperti Semua bisa bilang ciptaan Charles Hutagalung dan Arti Kehidupan ciptaan Oddie Agam. Hits instrumental yang paling mengesankan adalah Mainz In My Mind yang sering dimainkan oleh Balawan di beberapa pertunjukannya. Pada saat merelease album ini Balawan telah menggunakan gitar double neck buatan pabrik gitar Stephallen yang asli Sidoarjo, Jawa Timur, yang juga mengendorse nya sebagai artis utama.Tahun 2006 ia juga pernah tampil dalam konser '5 Gitar Master' di Yogyakarta yang menampilkan Eet Sjahranie, Ian Antono, Eross Chandra, dan Ridho Slank.
Website: WayanBalawan.com
Style: 8 Finger Tap Independent
Tempat/Tgl Lahir: Bali, 9 Sept 1973
Kewarganegaraan: Indonesia
Gitar: Stephallen Guitar
Ukuran senar: 009
Pickup: Stock Ibanez V2 & V1
Amplifier: Laney
Pendidikan Musik: Australian Institute Of Music, Sydney - Australia
Album: Batuan Ethnic Fusion - Globalism & Balawan Solo (Produksi Acoustic Music Records Germany)
Pengalaman Manggung Internasional: Wakil Asia dengan gitaris Jepang Isato Nakagawa dalam East Meet West Guitar Festival di Edenkoben Jerman Mei 2000, Duet dengan gitaris Australia: Tommy Emanuel di Open Strings Festival di Osnabrueck Jerman, tahun 2001 dan Wakil Asia untuk manggung di hell Blues Festival di Norwegia, 13 Sept 2001.
I Wayan Balawan lahir di Gianyar, Bali, Indonesia pada tanggal 9 Sept 1973. Balawan mulai bermain musik sejak usia 8 tahun dan kemudian membentuk bandnya ketika masih di sekolah dasar. Balawan memainkan beberapa lagu Scorpions, Deep Purple dan Beatles. Berhubung bosan dengan musik rock, sesudah lulus sekolah Balawan pindah ke Sydney untuk belajar gitar jazz dan vokal di Australian Institute Of Music. Balawan juga memperoleh beasiswa selama 3 tahun untuk Diploma Of Music. Balawan menjadi dikenal di Sydney selama 5 tahun sampai akhirnya dia kembali ke kampung halamannya di Bali pada tahun 1997 dan kemudian membentuk band bernama Batuan Ethnic Fusion (Musik Etnis Bali yang dikombinasikan dengan musik Jazz). Album perdana Batuan Ethnic Fusion berjudul "Globalism" akhirnya dirilis. Balawan adalah seorang gitaris yang sangat berbakat dengan gaya permainan yang sangat khas, yang dikenal dengan teknik "Touch Tapping Style" (seperti halnya Stanley Jordan). Sebuah permainan yang memanfaatkan ke-delapan jari untuk memainkan tap pada fretboard. Sekilas permainan ini kelihatan seperti permainan piano: permainan bass, chord dan melody, semuanya dimainkan dengan jari kiri dan jari kanan... nyaris tanpa dipetik. Permainan Balawan terkesan sangat halus dan licin. Uniknya Balawan mendevelop sendiri tap independent di mana permainan jari kiri dan kanan bener-bener tidak ada hubungannya (berbeda sama sekali). Untuk mewujudkan hal ini, Balawan juga melatih teknik independent ini pada permainan drum. Sungguh merupakan sebuah kejutan ketika Balawan mendatangi studio milik Gitaris.com, ternyata Balawan merupakan seorang pemain drum yang cukup baik pula. Di Indonesia Balawan telah diakui sebagai salah satu gitaris terbaik di Indonesia, Balawan sudah sering mengisi acara TV di Indonesia dan tampil di Jazz cafe, Ubud (Bali) bersama bandnya Batuan Ethnic Fusion dan grup jazznya. Balawan adalah seorang guru gitar dan sering tampil di beberapa sekolah musik di Indonesia. Balawan juga diendorse oleh Ibanez dan Laney. Sebelumnya Balawan juga telah melakukan tour di Eropa: East Meet West Gitarren Festival Edekoben Germany 2000 Tour, tour ke 20 kota di Germany pada tahun 2001, tour ke Hell Blues Festival di Norway (Sept 2001) dan merilis album solonya yang diproduksi di Jerman pada tahun 2001. Tahun 2005 Balawan merelease album solonya yang berjudul Magic Fingers. Album yang setengah idealis dan setengah komersil ini tidak hanya menampilkan permainan instrumental gitar saja, namun menyajikan juga kemampuan olah vocal Balawan. Ia juga mendaur ulang beberapa lagu yang sempat ngehits di tahun 80-an seperti Semua bisa bilang ciptaan Charles Hutagalung dan Arti Kehidupan ciptaan Oddie Agam. Hits instrumental yang paling mengesankan adalah Mainz In My Mind yang sering dimainkan oleh Balawan di beberapa pertunjukannya. Pada saat merelease album ini Balawan telah menggunakan gitar double neck buatan pabrik gitar Stephallen yang asli Sidoarjo, Jawa Timur, yang juga mengendorse nya sebagai artis utama.Tahun 2006 ia juga pernah tampil dalam konser '5 Gitar Master' di Yogyakarta yang menampilkan Eet Sjahranie, Ian Antono, Eross Chandra, dan Ridho Slank.
6. EET SYACHRANIE
"Gitaris papan atas Indonesia yang telah memiliki nama besar lebih dari 1 dekade"
Nama: Eet Sjahranie
Nama Lengkap: Zahedi Riza Sjahranie
Tempat/Tgl Lahir: Bandung (Jawa Barat), 3 Feb 1962
Gaya Permainan: Rock
Group Band terdahulu: Superdigi, God Bless, Cynomadeus
Group Band sekarang: Edane
Pengaruh musikal: Beatles, Led Zeppelin, Black Sabbath, Deep Purple, Halen, AC/DC, Peter Gabriel, Yes, Trevor Rabin, God Bless, Koes Plus, Bimbo, Fariz RM
Gitaris mancanegara yang dikagumi: Too many of them man ! Van Halen, Trevor Rabin, Angus Young, Tony Iommi just to name a few
Gitaris senior lokal yang berpengaruh: Ian Antono (God Bless), Odink Nasution (Guruh Gipsy)
Gitaris senior local lainnya yang dikagumi: Albert Warnerin (Giant Step), Yopie Item, Gideon Tengker
Gitaris muda yang dikagumi: Wow banyak ! Beberapa diantaranya adalah Baron, Pay, Rama, Ivan (Boomerang), wah... banyak man, gak mungkin gua tulis satu-satu
Zodiac: Aquarius
Softwares: ProTools LE
Pendidikan non formal: Recording Workshop (Chillicothe, OH, USA)
Nama: Eet Sjahranie
Nama Lengkap: Zahedi Riza Sjahranie
Tempat/Tgl Lahir: Bandung (Jawa Barat), 3 Feb 1962
Gaya Permainan: Rock
Group Band terdahulu: Superdigi, God Bless, Cynomadeus
Group Band sekarang: Edane
Pengaruh musikal: Beatles, Led Zeppelin, Black Sabbath, Deep Purple, Halen, AC/DC, Peter Gabriel, Yes, Trevor Rabin, God Bless, Koes Plus, Bimbo, Fariz RM
Gitaris mancanegara yang dikagumi: Too many of them man ! Van Halen, Trevor Rabin, Angus Young, Tony Iommi just to name a few
Gitaris senior lokal yang berpengaruh: Ian Antono (God Bless), Odink Nasution (Guruh Gipsy)
Gitaris senior local lainnya yang dikagumi: Albert Warnerin (Giant Step), Yopie Item, Gideon Tengker
Gitaris muda yang dikagumi: Wow banyak ! Beberapa diantaranya adalah Baron, Pay, Rama, Ivan (Boomerang), wah... banyak man, gak mungkin gua tulis satu-satu
Zodiac: Aquarius
Softwares: ProTools LE
Pendidikan non formal: Recording Workshop (Chillicothe, OH, USA)
7. PAY SIBURIAN
"Gitaris Indonesia yang dikenal paling musikal dan otodidak"
Nama: Pay Siburian
Nama Lengkap: Parlin Burman
T.T.L: Siantar, 2 May 1970
Gaya Permainan: Rock dan Blues
Group Band: 5 album dengan Slank & sekarang BIP (Turun dari langit + Min Plus)
Pengaruh musikal: Joe Satriani, Steve Vai, Keith Richard & Rolling Stone
Musisi lokal yang berpengaruh: Eet Syahranie dan Edy Kemput.
Band Favorit: Incubus, Audioslave.
Zodiac: Taurus
Website yang paling sering dikunjungi: satriani.com
Nama: Pay Siburian
Nama Lengkap: Parlin Burman
T.T.L: Siantar, 2 May 1970
Gaya Permainan: Rock dan Blues
Group Band: 5 album dengan Slank & sekarang BIP (Turun dari langit + Min Plus)
Pengaruh musikal: Joe Satriani, Steve Vai, Keith Richard & Rolling Stone
Musisi lokal yang berpengaruh: Eet Syahranie dan Edy Kemput.
Band Favorit: Incubus, Audioslave.
Zodiac: Taurus
Website yang paling sering dikunjungi: satriani.com
8. JOHN PAUL IVAN
Nama Asli: Johannes Paul Ivan
Tempat/Tgl Lahir: Surabaya, 3 Januari 1971
Website Resmi : www.jpixxx.com Gaya Permainan: Rock
Group Band Sebelumnya: Big Panzer, Lost Angels, Boomerang
Pengaruh musikal: Jimmy Page, Jimi Hendrix, Joe Satriani, Kiss
Gitar Yang Digunakan: Gibson Les Paul
Band Sekarang : U9 [dulu pas juara 1 Indonesian Rock Festival 2006,sebenarnya nama band ini UNGU]
Sejak SMP Ivan sudah bisa bermain gitar. Ia sering melihat permainan gitar Lucky (nantinya gitaris Power Metal). Gitar pertamanya adalah merk Yamaha yang dibeli dengan harga Rp. 100.000 dimasa itu. Semenjak saat itu ia terus bermain gitar dan berniat untuk menjadi seorang gitaris rock.Ivan pun membentuk band bersama Henry yang bernama Radd. Kemudian Ivan sempat bergabung dengan beberapa band Surabaya seperti Buldozer. Kemudian bersama Big Panzer sempat merilis 2 single dalam album INDONESIAN ROCK & METAL produksi Harpa Records tahun 1990. Pada tahun 1991, Ivan kembali lagi bertemu dengan Henry di group LOST ANGELS yang merupakan cikal bakal BOOMERANG. Demi memperoleh kontrak rekaman, ia bersama bandnya mengikuti Festival Rock Log Zhelebour pada tahun 1993. Penampilan ia dan rekan-rekan berhasil memancing perhatian sang produser Log Zhelebour pemilik label Loggis Records. Akhirnya Boomerang mendapatkan kontrak.Bersama Boomerang telah merilis album-album berikut : Boomerang (1994), Kontaminasi Otak 1995, Disharmoni (1996), Segi Tiga (1998), Hard and Heavy (1999), X'travaganza (2000), Terapi Visi dan album baru di tahun 2005 Urbanoustic. Kini ia telah menjadi salah satu gitaris rock yang terpandang di Indonesia. Ciri khasnya adalah rambut kriting, gondrong, liar dipanggung, dan menenteng Gibson Les Paul. Menurutnya dalam bermain gitar ia selalu mencoba memahami bagaimana cara Jimi Hendrix bermain gitar yang menurutnya merupakan satu dari sedikit gitaris yang bisa bermain di luar kepala. Meski terkadang ia tidak sadar bahwa permainannya di lagu-lagu tertentu terinvasi pengaruh dari gitaris-gitaris idolanya. Hal itu diakui oleh Ivan sendiri.Selain aktif bersama Boomerang, ia juga ikut membantu pembuatan album band-band lain seperti Sngkenken (grup hard core dari Surabaya), dan Black Forest (band alternatif ska). Dalam memilih gitar, ia juga termasuk gitaris yang maniak menggunakan Gibson Les Paul. Namun ia juga pernah dikontrak oleh Fender sebagai artis yang tampil dalam acara perayaan 50 tahun Fender Stratocaster di beberapa kota besar di Indonesia bersama gitaris-gitaris lainnya seperti Tjahyo Wisanggeni, Andry Franzy, Rama Satria, dll. Di acara itu ia menggunakan sebuah gitar Fender. Ia juga tampil dengan penampilan baru rambut re-bondingnya yang menurutnya membuat ia makin muda kembali.Namun selain itu ia juga tampil cukup lain dalam album terbaru Boomerang. Ia yang dulu menginginkan musik Boomerang lebih keras lagi, kini malah menampilkan lagu-lagu yang lebih ballad dari sebelumnya. Mungkin hal itulah yang menjadi salah satu penyebab ia untuk memutuskan hengkang dari Boomerang.
Tempat/Tgl Lahir: Surabaya, 3 Januari 1971
Website Resmi : www.jpixxx.com Gaya Permainan: Rock
Group Band Sebelumnya: Big Panzer, Lost Angels, Boomerang
Pengaruh musikal: Jimmy Page, Jimi Hendrix, Joe Satriani, Kiss
Gitar Yang Digunakan: Gibson Les Paul
Band Sekarang : U9 [dulu pas juara 1 Indonesian Rock Festival 2006,sebenarnya nama band ini UNGU]
Sejak SMP Ivan sudah bisa bermain gitar. Ia sering melihat permainan gitar Lucky (nantinya gitaris Power Metal). Gitar pertamanya adalah merk Yamaha yang dibeli dengan harga Rp. 100.000 dimasa itu. Semenjak saat itu ia terus bermain gitar dan berniat untuk menjadi seorang gitaris rock.Ivan pun membentuk band bersama Henry yang bernama Radd. Kemudian Ivan sempat bergabung dengan beberapa band Surabaya seperti Buldozer. Kemudian bersama Big Panzer sempat merilis 2 single dalam album INDONESIAN ROCK & METAL produksi Harpa Records tahun 1990. Pada tahun 1991, Ivan kembali lagi bertemu dengan Henry di group LOST ANGELS yang merupakan cikal bakal BOOMERANG. Demi memperoleh kontrak rekaman, ia bersama bandnya mengikuti Festival Rock Log Zhelebour pada tahun 1993. Penampilan ia dan rekan-rekan berhasil memancing perhatian sang produser Log Zhelebour pemilik label Loggis Records. Akhirnya Boomerang mendapatkan kontrak.Bersama Boomerang telah merilis album-album berikut : Boomerang (1994), Kontaminasi Otak 1995, Disharmoni (1996), Segi Tiga (1998), Hard and Heavy (1999), X'travaganza (2000), Terapi Visi dan album baru di tahun 2005 Urbanoustic. Kini ia telah menjadi salah satu gitaris rock yang terpandang di Indonesia. Ciri khasnya adalah rambut kriting, gondrong, liar dipanggung, dan menenteng Gibson Les Paul. Menurutnya dalam bermain gitar ia selalu mencoba memahami bagaimana cara Jimi Hendrix bermain gitar yang menurutnya merupakan satu dari sedikit gitaris yang bisa bermain di luar kepala. Meski terkadang ia tidak sadar bahwa permainannya di lagu-lagu tertentu terinvasi pengaruh dari gitaris-gitaris idolanya. Hal itu diakui oleh Ivan sendiri.Selain aktif bersama Boomerang, ia juga ikut membantu pembuatan album band-band lain seperti Sngkenken (grup hard core dari Surabaya), dan Black Forest (band alternatif ska). Dalam memilih gitar, ia juga termasuk gitaris yang maniak menggunakan Gibson Les Paul. Namun ia juga pernah dikontrak oleh Fender sebagai artis yang tampil dalam acara perayaan 50 tahun Fender Stratocaster di beberapa kota besar di Indonesia bersama gitaris-gitaris lainnya seperti Tjahyo Wisanggeni, Andry Franzy, Rama Satria, dll. Di acara itu ia menggunakan sebuah gitar Fender. Ia juga tampil dengan penampilan baru rambut re-bondingnya yang menurutnya membuat ia makin muda kembali.Namun selain itu ia juga tampil cukup lain dalam album terbaru Boomerang. Ia yang dulu menginginkan musik Boomerang lebih keras lagi, kini malah menampilkan lagu-lagu yang lebih ballad dari sebelumnya. Mungkin hal itulah yang menjadi salah satu penyebab ia untuk memutuskan hengkang dari Boomerang.
9. TOTOK TEWEL
Setelah mencuat sejak menjuarai Festival Rock Se-Indonesia versi Log Zhelebour 1985 Elpamas Rock Band sempat timbul tenggelam. Sempat mencuat lewat album Dinding-Dinding Kota dan Pak Tua setelah itu grup asal Pandaan Pasuruan itu seperti raib dari blantika musik Indonesia.Namun di Maret 2000 ini grup pimpinan Gitaris Totok Tewel ini akhirnya kembali merilis album, Terlahir Kembali."Elpamas belum mati, kami ingin bangkit lagi meski selama ini banyak masalah, kesibukan, atau mungkin krisis," ucap Totok saat ditemui di rumah Setyawan Jody Jakarta belum lama ini.Bila dihitung perjalanan kariernya yang mencapai 15 tahun cuma menghasilkan 4 album, Elpamas yang merupakan kepanjangan "Elek-Elek Arek Pandaan Mas" ini terhitung kurang produktif.Tahun 2000 ini Elpamas merilis album Dongeng ciptaan Edy Darome/Alex Palit sebagai judul album dan lagu gacoan.Promotor Log Zhelebour mengatakan bahwa ia yakin kehadiran Elpamas tahun ini akan lain, sebab masing-masing personil telah mengalami pematangan selama kariernya.Terutama Totok Tewel, ia banyak bergaul dengan God Bless, Iwan Fals, Sawung Jabo, SWAMI, Kantata dan menggarap artis Indonesia lainnya. "Saya yakin kali ini nuansa identitas Elpamas akan semakin kelihatan," ucapnya. Tak bisa dipungkiri hal yang paling menonjol pada Elpamas adalah arasemen gitar yang dibawakan Totok Tewel. Sementara itu vokalis dan irama musik mereka sering berganti-ganti. Diawali dengan rock (Dinding-Dinding Kota-1986), kemudian bergeser ke pop-rock di album RSSS (1997) setelah sebelumnya berbelok ke balada yaitu lagu Pak Tua (1990) atau Boss (1992). Personil Elpamas kini adalah Totok (Gitar), Eddy Darome (Keyboard), Rush Tatto (Drums), Didik Suvahyo (Bas), dan Donny Koswara (Vokal) menggantikan Baruna dan Ekky Lamoh personil mereka sebelumnya. Untuk penampilan panggung akan ditambah vokalis tamu Amiroez. Dan di album ke-5 ini Elpamas kembali ke asal menggusung musik rock yang progresif.
10. EDI KEMPUT
Awal terbentuknya di Surabaya, 4 Mei 1984. Grass Rock diperkuat oleh Hari (Vokal), Mando (Kibord), Harto (Gitar), Yudhie (Bass) dan Rere (Drum). Tak lama kemudian posisi Harto di gantikan oleh Edi Kemput. Band ini kemudian sering mengusung lagu-lagu milik Yes, sehingga sering di juluki sebagai Yes-nya Indonesia. Setelah berhasil meraih gelar Juara Favorit di sebuah festival rock di Jakarta, tahun 1984, Grass Rock memberanikan diri menjajal kemampuan di ajang “Djarum Super Rock Festival” versi Log Zhelebour. Mereka cukup beruntung, berhasil mengantongi gelar juara III. Sementara Rere di nobatkan sebagai Drumer terbaik di ajang tersebut.Tahun yang sama Grass Rock kembali membuktikan keampuhannya di panggung festival, mereka merebut Juara di “Rock Festival Versi Menpora” di Jakarta. Gelar Gitaris terbaikpun di raih oleh Edi kemput. Setahun kemudian, Grass Rock memakai dua Vokalis, yakni Dayan Zamachzari dan Zulkarnain. Sekedar informasi, sebelumnya Grass Rock sempat di perkuat oleh Karnoto dan Arief di posisi Vokal. Ketika Zulkarnain masuk, Grass Rock pun menandaskan diri sebagai band rock yang disegani dengan merebut gelar paling bergensi di “Djarum Super Rock festival”. Apalagi Rere lagi-lagi mampu mempertahankan gelar “The Best Drummer”.Hasil dari kemenangan tersebut, Grass Rock langsung di beri kesempatan untuk mendampingi tur 10 kota band rock legendaries Indonesia, God Bless. Setelah itu lantai panggung festival versi Log Zhelebour tersebut seolah bukan ha lasing lagi bagi para porsokel Grass Rock. Tahun 1989, mereka lagi-lagi menjuari festival serupa, sekaligus mempertahankan gelar drummer terbaik dan menambah daftar prestasi mereka dengan menempatkan Edi kemput dan Mondow sebagai gitaris dan kibordis terbaik.Mereka cukup puas dengan prestasi demi prestasi yang didulang dari ajang festival.Grass Rock pun mulai melirik dunia rekaman. Album perdana mereka Anak Rembulan (Peterson) di rilis tahun 1990 denagan dua Vokalis. Namun setelah itu vokalis Zulkarnain mengundurkan diri dan memilih memperdalam dunia keagamaan.Berturut-turut Grass Rock kemudian menulurkan album Bulan Sabit (1992) yang melejitkan lagu Gadis tersesat dan Bersamamu. Album berikutnya Grass Rock (1994), Menembus Zaman (1998) dengan hitsnya adakah hasratmu dan sebuah single berjudul Prasangka di album kemanusiaan (1989).Tahun 1999, Grass Rock harus kehilangan vokalisnya, Dayan meninggal dunia karena sakit. Sejak itu Grass Rock vakum, Edi Kemput kemudian cukup laris sebagai session player di berbagai proyek rekaman musisi/ penyanyi lain dan bergabung dalam tim orkestra Erwin Gutawa serta menjadi gitaris pengiring Iwan Fals di acara televise swasta. Begitu juga Rere yang terbilang laris sebagai sassion player diantaranya menjadi additional drummer pada album Dewa 19, Format masa depan dan terbaik-terbaik. Juga di album Power Slaves (PS), Yopie n Nuno serta Ada Band (Heaven of love) dan beberapa penyanyi solo.Di tahun 2002 Mondow mengundurkan diri. Sebagai pengganti Dayan adalah Hendri vokalis asal Palembang yang didapat melalui audisi yang cukup ketat. Seninggalan Alm. Dayan Grass Rock belum merilis album baru lagi.
Bagaimana menurut anda??
Semoga bermanfaat info ini untuk anda.